Ads Top

Kisah Cinta Sri Tanjung Menjadi Tema BEC 2016

Banyuwangi adalah kabupaten yang memiliki julukan kota 1000 festival, banyaknya festival yang diselenggarakan pemkab Banyuwangi membuat kabupaten yang berada di ujung timur Jawa ini didatangi oleh jutaan wisatawan lokal maupun mancanegara. Diselenggarakannya festival – festival tersebut merupakan salah satu strategi Banyuwangi dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi. Salah satu festival yang ditunggu – tunggu setiap tahunnya adalah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), festival yang diselenggarakan sejak tahun 2011 ini kini mengambil tema “The Legend of Sritanjung Sidopakso”.

Source : banyuwangi.merdeka.com

Nama sritanjung sendiri sangat erat kaitannya dengan asal – usul nama Banyuwangi. hingga saat ini, kisah cinta sritanjung masih hidup dan melekat di benak masyarakat Banyuwangi. penasaran kisah cinta dari Sritanjung? Berikut ini kisahnya :

Pada zaman dahulu, Seorang raja bernama Prabu Sulahkromo memimpin wilayah ujung timur pulau jawa yang alamnya sangat indah dan subur. Dalam menjalankan pemerintahannya ia didampingi oleh patih bernama Patih Sidopekso yang sangat arif, gagah berani, dan tampan. Patih tersebut memiliki istri yang membuat raja sulahkromo tergila – gila karena kecantikan dan tutur bahasanya yang halus, dialah Sri Tanjung. Sri Tanjung sendiri bukanlah seorang gadis biasa, ibunya adalah bidadari yang menikah dengan manusia. Karena itulah Sri Tanjung memiliki paras yang sangat cantik.

Tak kuat melihat kecantikan Sri Tanjung, sang raja pun berhasrat untuk merebut Sri Tanjung dari suaminya. Karena suaminya adalah patihnya sendiri, ia pun tak ingin melakukan dengan cara yang terang – terangan. Lantas ia mencari siasat agar dapat memisahkan keduanya. Setelah lama berfikir, muncullah ide licik dari sang raja agar patihnya tersebut terbunuh. Raja pun memberikan perintah kepada patih sidopekso untuk mengirimkan surat ke Swargaloka, isi surat tersebut berbunyi “ Pembawa surat ini akan menyerang Swargaloka”.

Tanpa fikir panjang, patih Sidopekso pun berangkat menyampaikan amanah sang raja. Dengan selendang ajaib peninggalan ibunya, Sidopaksa pun terbang ke Swargaloka. Sesampainya di Swargaloka, Sidapaksa yang tidak tahu isi dari surat itu pun langsung dihajar oleh para dewa. Serangan para dewa pun berakhir ketika Sidopaksa menyebut leluhurnya adalah pandawa. Sidopekso pun dibebaskan lalu kembali ke bumi.

Sepeninggal Sidopaksa dalam menjalankan tugas, sang raja pun melancarkan niat buruknya menggoda Sri Tanjung. Raja Sulahkromo menyatakan cintanya kepada Sri Tanjung dan mengatakan bahwa suaminya tidak akan kembali. Sebagai istri yang baik, Sri Tanjung tetap memanjatkan doa agar suaminya bisa kembali dan menolak godaan dari sang raja. Tak terima cintanya ditolak, prabu Sulahkromo bertindak kasar kepada Sri Tanjung dan memaksanya, bahkan ia hendak memperkosanya.

Disaat prabu Sulahkromo sedang memeluk Sri Tanjung, patih Sidopaksa datang dan memergoki Sri Tanjung. Raja Sulahkromo yang licik dan jahat mengelak dan menuduh Sri Tanjung telah menggoda dan mengakaknya berzina. Patih Sidopaksa yang terhasut oleh omongan sang raja pun marah dan terbakar api cemburu. Sri Tanjung memohon kepada Sidopaksa untuk tidak percaya dengan omongan sang raja dan percaya bahwa ia tidak berdosa dan selalu setia kepadanya.

Karena terlanjur emosi, Sidopaksa pun menyeret istrinya ke sungai yang keruh dan kumuh dan berniat untuk membunuhnya. Namun sebelum diceburkan ke sungai, Sri Tanjung meminta satu permintaan kepada suaminya. Sebagai bukti kesetiaannya, jika darahnya membuat air sungai tersebut berbau busuk maka ia telah berdosa. Namun apabila baunya wangi maka ia tetap suci dan tidak bersalah.

Tak tahan dengan kelakuan istrinya tersebut, patih sidopaksa pun langsung menikam dada Sri Tanjung dengan keris hingga tewas, keluarlah darah dari Sri Tanjung dan berceceran ke Sungai. Jasadnya pun diceburkan ke sungai sesuai dengan permintaanya. Keajaiban pun terjadi, air sungai tersebut mendadak mengeluarkan aroma yang wangi. Patih Sidopaksa akhirnya tersadar dan menyesali perbuatannya. Sementara itu, sukma Sri Tanjung terbang ke Swargaloka dan bertemu denga Dwi Durga. Setelah mendengar kisah Sri Tanjung yang telah dikhianati oleh sang raja, ia pun dihidupkan kembali ke dunia dan dipersatukan kembali dengan suaminya. Para dewa pun mengutus patih Sidopaksa untuk menghukum Raja Sulakrama yang telah berbuat tidak adil kepadanya. Ia pun membalas dendam dan berhasil membunuh sang raja dalam satu peperangan yang sengit.

Source : imgrum.net

No comments:

Powered by Blogger.