Ads Top

Koloan, Ritual Mandi Darah Anak Kecil di Banyuwangi

Sebagai salah satu kabupaten yang terkenal dengan tempat wisatanya yang indah, Banyuwangi juga memiliki banyak tradisi dan budaya yang menarik untuk diikuti. Tradisi dan budaya di Banyuwangi sendiri tersebar luas ke berbagai daerah, setiap daerah memiliki tradisi dan budaya sendiri.
\
Source : faktanews.co.id

Salah satu desa yang memiliki tradisi unik adalah Desa Glagah, dimana disana terdapat sebuah tradisi mandi darah untuk remaja yang akan berkhitan. Dalam bahasa jawa tradisi itu disebut “Ados Getih”. Ritual ini dilakukan sebelum pesta khitanan dilangsungkan.

Sebelum berkhitan, si anak melakukan ritual mandi darah yang dipimpin oleh pawang Desa Glagah dan didampingi oleh kedua orang tuanya.

Ritual mandi darah dimulai dengan pembacaan doa menggunakan bahasa osing oleh pawang, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan ayam jago warna merah. Darah segar yang keluar dari leher ayam menetes ke kepala sang anak mengalir ke bahu hingga sekujur tubuh.

Ayam yang digunakan pun tidak sembarangan ayam, harus yang berbulu merah dan belum kawin. Setelah itu sang anak diperbolehkan membersihkan diri di sungai. saat melangkah, sang anak harus melewati jalur yang terbuat dari benang.

Penyembelihan ayam ini sebagai simbol pengorbanan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap anaknya Nabi Ismail. Ritual diakhiri dengan makan bersama wara setempat di halaman rumah sang anak.

Harapan setelah melakukan ritual ini adalah semoga sang anak bisa menaladani sifat Nabi Ibrahim dan Ismail. Selain itu, diharapkan agar nantinya proses khitanan berjalan dengan lancar tanpa ada halangan.

Tradisi yang disebut juga Koloan ini mulai jarang dilakukan oleh anak – anak Banyuwangi. seiring perkembangan zaman, budaya tersebut perlahan – lahan mulai hilang.

No comments:

Powered by Blogger.